26.2 C
Banda Aceh
BerandaSosokDemi Ekonomi Ibunda, Fairul Si 'Aneuk Laot' Rela Menantang Maut Di Balohan

Demi Ekonomi Ibunda, Fairul Si ‘Aneuk Laot’ Rela Menantang Maut Di Balohan

Penulis: Ahmad Thariq Saidina  I  Editor: Lailan Fajri Saidina

JALANTENGAH.CO I SABANG, “Satu, dua, tiga, loncat”, teriak seorang calon penumpang kapal penyeberangan Aceh Hebat sambil melemparkan sejumlah uang ke laut yang dibungkus plastik dari atas jembatan sandaran kapal pelabuhan Balohan Sabang.

Bersamaan dengan teriakan hitungan ketiga, bocah kecil Fairul (12 tahun) dan kawan kawan dengan serentak langsung meloncat ke laut tanpa sedikitpun rasa takut.

“Pluung”, layaknya perenang dan penyelam profesional, anak-anak pelabuhan ini dengan gerakan cepat langsung berenang berjuang untuk menemukan uang yang dilempar calon penumpang.

Aksi berani dan nekat bocil Fairul Cs ini benar benar menjadi hiburan bagi para penumpang kapal yang menyaksikan aksi mereka dari atas jembatan pelabuhan balohan Sabang, sambil menunggu jadwal kapal berangkat menuju ulee lheu Banda Aceh.

Setelah sekitar sepuluh meter berenang, Fairul mulai menghilang dari permukaan air. Penonton yang tadinya riuh pun mulai hening, bahkan beberapa diantaranya terlihat berubah menjadi tegang, mungkin mereka sedang membatin “apa yang akan terjadi dengan Fairul”, “apakah anak itu bisa kembali dengan selamat”, “berhasilkah ia menemukan bungkusan uang itu?”.

Fairul (12 tahun/tanpa baju) bersama teman ‘aneuk laot’ saat menunggu tantangan menyelam dan menemukan uang yang dilemparkan oleh penumpang kapal di pelabuhan Balohan Sabang.

Saya dan penumpang lain yang ikut menyaksikan aksi ‘aneuk laot’ ini mulai harap harap cemas, apalagi baru pertama kali melihat aksi anak anak tersebut. Aneuk laot merupakan sebutan warga setempat untuk anak-anak pelabuhan.

Ditengah kecemasan menanti bagaimana nasib Fairul, sontak kepala Fairul muncul kembali ke permukaan air setelah hampir sepuluh menit menghilang sambil mengangkat tangan mungilnya memperlihatkan bungkusan plastik berisi uang yang tadi dilempar penumpang.

Seketika suasana diatas jembatan pelabuhan riuh kembali, “horee”, teriak para penumpang kapal serentak diikuti tepuk tangan kagum atas kehebatan Fairul dan kawan-kawannya.

Ditanya jalantengah.co sejak kapan bisa berenang/menyelam dan menjadi ‘aneuk laot’. Fairul yang saat ini duduk di kelas VI Sekolah Dasar mengisahkan bahwa dirinya belajar berenang dari alam (otodidak) sejak kelas 1 SD. Awal-awal belajar ia berenang di pinggir pinggir dulu, waktu sudah mahir barulah dirinya memutuskan untuk berenang di laut yang dalam/pelabuhan.

Dari aksi yang ia dan kawan-kawannya lakukan tersebut, Fairul mengaku bisa mengumpulkan uang rata-rata seratus ribu rupiah per hari. “Kalo hari raya kadang sampai sejuta sehari”, kata Fairul dengan polos.

Semua uang yang berhasil ia kumpulkan dalam laut ia berikan sepenuhnya untuk Ibunya yang single parent. Saat ditanya keberadaan ayahnya, Fairul mengaku tidak mengenal dan tidak mengetahui dimana ayahnya saat ini berada. Karna itu ia bertekad untuk bisa membantu kebutuhan hidup Ibunya dengan caranya sendiri.

“Dari kecil saya gak kenal dan gak tau ayah dimana”, ucap Fairul pelan sambil membalikkan badan menutupi rasa sedihnya.

Meski harus berjuang menantang maut di pelabuhan yang dalam demi meringankan beban hidup sang Ibu tercinta, Fairul tetap berusaha menjalani dunia pendidikan (sekolah dan mengaji) layaknya anak-anak lain seusianya yang hidup normal bersama keluarganya yang utuh.

Seorang penumpang kapal yang simpatik dengan kisah hidup dan perjuangan Fairul kecil, langsung memberikan sejumlah uang kepadanya tanpa terlebih dahulu dilempar ke laut.

“Alhamdulillah, terima kasih pak ya, semoga bapak mudah rezeki”, kata Fairul bahagia sambil berlalu meninggalkan kami untuk melanjutkan cengkerama bersama teman-teman sebayanya.

Sampai ketemu Fairul dengan cerita hebatmu di kehidupan barumu suatu saat nanti, karna setiap anak adalah bintang yang berhak untuk terus bersinar dan menjadi versi terbaik dirinya masing-masing. Selamat hari Ibu. (*)

Sponsor

explore more