26.2 C
Banda Aceh
BerandaUMKMHarumnya Aromaterapi Minyak Sereh Wangi, Oleh-Oleh Negeri Antara

Harumnya Aromaterapi Minyak Sereh Wangi, Oleh-Oleh Negeri Antara

Laporan: F. Saidina I Editor: Ahmad Thariq

JALANTENGAH.CO I BENER MERIAH – Lintasan jalan raya Bireuen – Takengon, tepatnya di KM 42 gampong Negeri Antara Kecamatan Pintu Rime menjadi saksi konsistensi Rizal, pegiat UMKM sereh wangi mengolah batang tanaman serei menjadi souvenir minyak sereh dalam kemasan.

Meskipun bisnis minyak curah sereh wangi saat ini sedang redup karna harga jual di pasar global anjlok, hal ini tidak menyurutkan semangat Rizal untuk tetap bergelut dengan wanginya aromaterapi sereh wangi ditengah lahan kebun sereh seluas 7 hektare miliknya.

Dengan bekal referensi ilmiah yang ia pelajari dari berbagai sumber, di rumah produksinya Rizal mengolah minyak sereh wangi yang ia suling sendiri menjadi produk dalam kemasan botol berbagai ukuran.

Foto layar kemasan produk sereh wangi rumah produksi obot di kampung Negeri Antara, Pintu Rime Gayo

Menurut Rizal, pemilik merek dagang minyak sereh wangi cap Obot ini, dirinya tidak hanya fokus pada penjualan minyak serehnya, tapi bagaimana menjadikan minyak sereh wangi ini menjadi oleh-oleh khas Negeri Antara (Bener Meriah) bagi para pelintas.

Selama ini dataran tinggi tanah gayo dikenal sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di Indonesia, melalui usahanya ia ingin gayo juga dikenal sebagai daerah penghasil sereh wangi terbaik atau centra sereh wangi Aceh.

“Makanya packaging produknya sengaja dibuat dengan konsep souvenir atau oleh-oleh aromaterapi”, sebut Rizal.

Selain melayani pengunjung yang setiap hari singgah di rumah produksi sekaligus etalasenya produk Obot, ia juga melayani pemesanan online ke seluruh Indonesia. “Selama ini paling jauh pesanannya dari Papua”, ungkapnya.

Untuk memberi kenyamanan bagi konsumen, sebagai pelaku usaha UMKM Rizal telah melengkapi produk sereh wanginya dengan sertifikasi halal dan izin edar dari Badan POM RI.

Sebagaimana diketahui, sekitar tiga tahun lalu, industri perkebunan dan penyulingan minyak sereh wangi di dataran tinggi gayo pernah mengalami masa kejayaan. Harga jual mencapai Rp.350.000/kg ketika itu.

Setelah harga anjlok di titik terendah, banyak petani dan pengusaha ketel di daerah ini menghentikan usahanya akibat harga jual tidak mampu menutupi biaya produksi. Puluhan hektar kebun sereh di kawasan pinto rime pun terlihat dibiarkan menjadi semak.

Namun dibalik melesunya bisnis citronella essential oil, aromaterapi dan manfaat besar minyak sereh wangi tetap menyala.

“Manfaat dan motivasi menjadikan sereh wangi sebagai oleh-oleh khas baru gayo inilah yang bikin saya konsisten di usaha ini”, ungkap Rizal menutup obrolan. (*)

Sponsor

explore more