25.5 C
Banda Aceh
BerandaEdukasiMengintip Motiv Psikologis Perusakan Alat Peraga Kampanye, Ini Kata Pemerhati Perilaku

Mengintip Motiv Psikologis Perusakan Alat Peraga Kampanye, Ini Kata Pemerhati Perilaku

JALANTENGAH.CO I LHOKSEUMAWE – Pemerhati perilaku sosial dan komunikasi publik, Lailan F. Saidina menilai perilaku kejahatan umumnya atau secara spesifik perusakan alat peraga kampanye tidak serta merta dapat disimpulkan sebagai perilaku bermotiv politik.

Menurut pendiri lembaga psikologi dan training Tandaseru Indonesia tersebut, untuk menyimpulkan apakah itu bagian kejahatan politik atau bukan, maka perlu ditelusuri aspek psikologis mengapa seseorang melakukan tindakan merugikan orang lain.

“Dalam perspektif moral, biasanya perilaku disebut kejahatan jika setidaknya terpenuhi dua faktor, yaitu ada niat melakukan dan perilakunya terjadi bukan karna dipaksa orang lain”, kata Lailan, Sabtu (16/11).

Pendiri konsultan psikologi dan training Tandaseru Indonesia, Lailan F. Saidina saat memberikan penguatan struktur sosial kepemudaan bagi guru-guru dayah Aceh beberapa waktu lalu. (Foto: tim lptkd)

Disamping itu, tambah Lailan, perilaku kejahatan interpersonal seperti perusakan alat peraga kampanye maupun kejahatan sosial masyarakat seperti begal dan sejenisnya, dari segi operasinya perlu dilihat apakah pelakunya diorganisir atau tidak.

“Perilaku jahat ini juga bisa didorong oleh keinginan pelaku untuk sekedar bersenang-senang. Seperti halnya pemenuhan kebutuhan biologis untuk meraih kepuasan”, sebut Lailan F. Saidina, pemegang certified lifecoach dari sekolah coaching coachbasbas.

Kerusakan sistem dan struktur sosial, termasuk kesadaran beragama yang rendah, menurut Lailan juga bisa menghasilkan perilaku jahat seseorang.

Diantara kerusakan sistem dan struktur sosial dimaksud adalah, keluarga bercerai, masa kecil yang sulit, hidup di lingkungan sosial yang banyak pelanggaran hukum, pendidikan agama yang tidak baik, abai pada kesehatan mental serta berbagai kesulitan psikososial lainnya.

Dalam konteks politik, terkait maraknya perusakan APK, Lailan menengarai jika perilaku itu dilakukan oleh lawan politik dan diorganisir, kemungkinannya itu dipicu oleh rasa takut berlebihan pada potensi kemenangan pihak lawan politik.

“Kemungkinan lain ya bisa karna dorongan untuk kesenangan sesaat si pelaku, misalnya ia pernah melihat orang lain melakukan hal serupa sebelumnya”, ungkapnya.

Terlepas dari apapun motiv dan jenis perilaku jahat, Lailan F. Saidina berharap pemimpin, institusi dan masyarakat perlu memberikan perhatian serius pada rehabilitasi sistem dan struktur sosial masyarakat Aceh yang sedang tidak baik-baik saja. (*)

Sponsor

explore more