Penulis: NURIMAN, M.Ed, Ph.D
Pilkada, sebagai momen politik tidak hanya menjadi ajang pergantian kepemimpinan, tetapi juga membawa harapan besar bagi rakyat terhadap perubahan dan perbaikan kondisi ekonomi, sehingga mampu menekan angka penganguran yang semakin meningkat.
Faktor-faktor seperti minimnya lapangan kerja, hingga ketimpangan akses terhadap sumber daya ekonomi memperparah kondisi ini. Salah satu langkah konkret yang dapat diambil adalah mendorong investasi di sektor-sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti manufaktur dan infrastruktur.
Kebijakan pembangunan ekonomi pasca Pilkada tidak cukup hanya bersifat jangka pendek atau simbolis, perlu pendekatan holistik yang mencakup aspek peningkatan investasi, pemberdayaan UMKM, pengembangan sektor industri, dan revitalisasi sektor pertanian serta pariwisata.
Dengan demikian, pembangunan ekonomi tidak hanya menjadi solusi pengangguran, tetapi juga menjadi pijakan bagi kemajuan daerah yang berkelanjutan.
Membangun Ekonomi Melalui Potensi Alam
Aceh, dengan segala kekayaan alamnya, memiliki potensi besar yang bisa dimanfaatkan untuk mengurangi angka pengangguran pasca Pilkada. Penantian rakyat terhadap perubahan ekonomi yang lebih baik harus dijawab dengan kebijakan pembangunan yang berorientasi pada pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, misalnya, sektor pertanian, kelautan, hingga energi terbarukan. Semua itu, berpeluang memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi pengangguran.
Aceh yang memiliki giografi strategis dan garis pantai yang panjang serta kekayaan sumber daya laut yang melimpah, seperti ikan, udang, tirom dan lainnya. Hal ini memungkinkan untuk mengembangkan industri perikanan berbasis ramah lingkungan, serta meningkatkan kapasitas nelayan lokal. Meskipun begitu, para pemegang kekuasaan perlu memastikan tanpa harus merusak ekosistem laut, serta memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat Aceh.
Jika kebijakan ini dapat diterapkan dengan baik, maka potensi alam Aceh bukan hanya akan mengurangi pengangguran, tetapi juga meningkatkan taraf hidup masyarakat Aceh secara menyeluruh.
Sektor Agraris, Pembangunan Ekonomi Merakyat
Disisi lain, Sektor agraris di Aceh memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja, terutama dengan komoditas unggulan seperti kopi, kelapa sawit, karet, dan padi. Meskipun sektor ini sudah berkembang, masih banyak potensi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah meningkatkan akses petani terhadap teknologi pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Selain itu, perlu ada program pelatihan keterampilan dan pendampingan agar mereka tidak hanya menjadi pekerja, tetapi juga menjadi pengusaha di bidang agribisnis.
Pemerintah juga harus memastikan akses pasar yang lebih luas seperti peningkatan infrastruktur seperti jalan, pasar, dan fasilitas penyimpanan akan membantu petani memasarkan produk mereka dengan lebih efisien.
Di sektor maritim, Aceh memiliki potensi yang sangat besar, mengingat Aceh memiliki garis pantai panjang. Menurut Kadis Kelautan dan Perikanan (DKP), Aceh memiliki 2817 Km garis pantai, yang berbatasan langsung laut dunia (InfoPublik, Selasa, 08 Agus, 2023). Sektor kelautan dan perikanan, yang meliputi penangkapan ikan, budidaya perikanan, dan pengolahan hasil laut, merupakan sektor yang sangat berpotensi dalam menciptakan lapangan kerja baru.
Selain itu, Aceh juga memiliki potensi besar di sektor kelautan lainnya, seperti pariwisata bahari dan pengembangan energi terbarukan berbasis laut. Sektor pariwisata bahari juga bisa menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi masyarakat Aceh. Pengembangan destinasi wisata berbasis alam dan budaya maritim yang ramah lingkungan akan menarik wisatawan domestik dan internasional.
Hal ini diyakini dapat menciptakan peluang kerja di sektor perhotelan, restoran, dan transportasi. Kebijakan yang mendukung promosi pariwisata maritim serta pelatihan keterampilan di sektor ini akan sangat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Sinergi Sektor Agraris dan Maritim Bagi Masa Depan Ekonomi Aceh
Kedua sektor ini, agraris dan maritim, harus dikelola secara sinergis. Misalnya, pengembangan budidaya perikanan dapat dipadukan dengan sektor pertanian dalam bentuk pertanian berbasis ekosistem yang saling mendukung.
Selain itu, pembangunan infrastruktur yang mendukung kedua sektor, seperti pelabuhan yang dapat mengakomodasi kebutuhan industri perikanan dan agribisnis, akan mempercepat distribusi produk dan memungkinkan membuka peluang kerja lebih banyak.
Dengan pemanfaatan potensi sektor agraris dan maritim secara maksimal, serta pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan dan peningkatan keterampilan, Aceh memiliki kesempatan besar untuk menekan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
Tentu saja, keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada komitmen pemimpin yang terpilih untuk menciptakan perubahan nyata yang berfokus pada pembangunan ekonomi yang adil dan berkelanjutan.
Dalam menghadapi tingginya angka pengangguran, pendidikan dan pelatihan (diklat) menjadi kunci untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) di Aceh. Strategi ini dapat dilakukan melalui beberapa langkah terencana yang berfokus pada peningkatan keterampilan dan pengetahuan masyarakat.
Kesimpulan
Pertama, pengembangan pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan sektor agraris dan maritim sangat penting. Misalnya, pendidikan yang mempersiapkan tenaga kerja di bidang pertanian modern, seperti teknik budidaya tanaman dan manajemen agribisnis, serta pelatihan keterampilan di sektor maritim, seperti perikanan dan pariwisata bahari.
Kedua, peningkatan kapasitas pelatihan teknis, terutama di wilayah pesisir dan pedesaan. Pelatihan ini dapat meliputi keterampilan teknis seperti pengolahan hasil pertanian dan laut, serta keterampilan non-teknis yang dibutuhkan dalam sektor pariwisata, seperti perhotelan dan pelayanan pelanggan.
Ketiga, pemerintah harus membangun kemitraan dengan sektor swasta untuk menyediakan fasilitas pelatihan yang sesuai dengan standar industri.
Dengan pendidikan dan pelatihan yang tepat sasaran, Aceh akan mampu menciptakan tenaga kerja terampil yang dapat memenuhi kebutuhan sektor agraris dan maritim, sekaligus mengurangi angka pengangguran secara signifikan. []
* Penulis adalah Praktisi Pendidikan dan Dosen pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Lhokseumawe. Email: nuriman.abdul@gmail.com
Editor : F. SAIDINA