Training Kader Dakwah (TKD) yang digagas oleh Almarhum Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab atau Ayah Sop Jeunieb adalah sebuah program pembinaan intensif yang bertujuan mencetak generasi muda sebagai kader dakwah Islam.
TKD bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan sebuah gerakan besar yang lahir dari kerisauan mendalam Ayah Sop terhadap minimnya pengetahuan agama di kalangan masyarakat, khususnya para pemuda.
Landasan TKD Menurut Ayah Sop
Ayah Sop melihat bahwa pemuda adalah aset utama bagi keberlanjutan dakwah Islam. Menurutnya, pemuda memegang peran vital sebagai penjaga agama dan penggerak perubahan di masyarakat. Beliau menekankan bahwa perbaikan umat harus dimulai dengan pendidikan, terutama pendidikan Fardhu Ain sebagai ilmu dasar dalam Islam.
“Setiap pemuda ada desanya, dan setiap desa ada pemudanya. Jika pemuda ini tidak disentuh dengan agama, maka mereka ibarat lahan kosong. Lahan kosong ini jika tidak kita ambil, maka akan diambil oleh orang lain (musuh Islam/aliran sesat), dan akhirnya mereka menjadi musuh kita”, begitu nasehat Tu Sop dibanyak kesempatan semasa hidupnya.
Kerisauan ini menjadi motivasi utama Ayah Sop untuk menggagas TKD sebagai upaya nyata untuk menyentuh dan membina pemuda agar mereka menjadi tiang penopang dakwah di desanya masing-masing.
Gerakan dakwah berbasis Training Kader Dakwah (TKD) menyasar kelompok umur remaja dan pemuda sebagai target utama, terutama yang basis domisilinya di kampung (desa).
Dalam operasinya, TKD menggunakan metode pengajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai spiritual, sosial, dan intelektual. Peserta tidak hanya diajarkan teori agama, tetapi juga didorong untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui gerakan dakwah training ini, setidaknya ada 4 tujuan utama yang ingin dicapai sebagai misi dari gerakan dakwah tersebut, yakni: Pertama, Memberi motivasi semangat beragama dan pentingnya menyelesaikan ilmu Fardhu Ain.
TKD menanamkan pemahaman bahwa ilmu Fardhu Ain adalah fondasi utama yang harus dikuasai setiap Muslim untuk menjalankan kewajiban agamanya dengan benar.
Kedua, Mengembangkan potensi diri bersama pemuda lainnya secara kolektif. Program ini memberikan ruang bagi pemuda untuk menggali dan mengembangkan kemampuan diri, baik dalam aspek intelektual, spiritual, maupun sosial, dengan semangat saling bekerja sama.
Ketiga, Mengajak berpikir lebih luas untuk memajukan agama dan bangsa. TKD menanamkan visi besar kepada peserta agar tidak hanya berpikir untuk dirinya sendiri, tetapi juga berkontribusi bagi kemajuan agama, masyarakat, dan bangsa.
Keempat, Memperluas relasi dan jejaring sosial.
TKD menjadi wadah untuk membangun jaringan yang kuat di antara pemuda dari berbagai desa, mempererat ukhuwah Islamiyah, dan menciptakan sinergi untuk dakwah dan kegiatan sosial yang lebih efektif.
Harapan Besar Ayah Sop
Melalui TKD, Ayah Sop berharap para pemuda menjadi agen perubahan yang kuat, cerdas, dan berakhlak mulia. Mereka diharapkan mampu menangkal berbagai tantangan, termasuk pengaruh aliran sesat, serta membawa masyarakat kembali kepada ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Program ini merupakan salah satu warisan besar Ayah Sop dalam membangun peradaban Islam yang kokoh di Aceh dan sekitarnya. TKD adalah bukti nyata bahwa pendidikan berbasis agama dapat menjadi langkah awal yang efektif untuk membangkitkan generasi muda sebagai penjaga dan penerus perjuangan Islam.
Tgk Bahri Ismail, seorang murid sekaligus sosok yang mendampingi perjalanan dakwah Ayah Sop selama lebih dari sepuluh tahun, turut memberikan kesaksian tentang perjuangan Ayah Sop. Menurutnya Ayah sangat serius dengan dakwah. Bahkan beliau mengorbankan waktu, tenaga, dan harta untuk memperjuangkan dakwah, terutama melalui program TKD, BMU, dan At-Ta’awun.
Tgk Bahri berharap kepada seluruh pihak, terutama Instruktur TKD dan pengurus PAKAD, untuk terus melanjutkan gagasan mulia Ayah Sop. “Semoga Ayah tersenyum di alam sana saat melihat kita berjuang melanjutkan warisan perjuangan dakwah yang beliau rintis”, ungkap Tgk Bahri.
TKD diharapkan menjadi ladang pahala yang terus mengalir, dan generasi penerus mampu menjaga dan melanjutkan misi mulia ini dengan penuh dedikasi dan keikhlasan. [ ]
PAKADÂ IÂ Editor: F. Saidina