JALANTENGAH.CO I ACEH UTARA – Setelah bertahun tahun hidup seadanya di “gubuk derita” bersama tiga yatim yang diasuhnya di Pulo Meuria, Geureudong Pase pedalaman Aceh Utara, kini Suryani (39) atau Kak Nani bisa tersenyum sumringah dan bahagia tiada tara.
Pasalnya, Kak Nani baru saja menerima satu unit rumah permanen cantik berukuran 8 x 6 meter dibalut cat berwarna cream yang dibangun pegiat sosial melalui donasi yang digalang lewat akun sosial media (Facebook) Sri Wahyuni dan Edi Fadil “Cet Langet” maupun jalur lainnya.
“Alhamdulillah hari ini sudah kita serahkan kepada yang bersangkutan (Kak Nani: red) setelah dipastikan semua pembangunannya selesai”, kata pegiat sosial Sri Wahyuni, Sabtu (1/3/2025) bertepatan 1 Ramadhan 1446H.
Menurutnya untuk membangun rumah ini butuh biaya lumayan besar, terutama untuk mobilisasi material bangunan karena lokasinya sangat jauh, berbukit dan terpencil.

“Biasanya kita cuma butuh Rp. 60 Juta per rumah, sedangkan untuk rumah ini menghabiskan Rp. 100 Juta lebih, dikarenakan lokasi cukup terpencil sehingga biaya mobilisasi dan materialnya cukup besar”, jelas Sri Wahyuni yang juga alumni kelas training Menjadi Pengajar Perubahan (MPP) Tandaseru Indonesia.
Posisi tanah di lokasi rumah juga miring sehingga harus disiasati dengan fondasi tinggi (1,5 meter). Luas rumah yang biasanya 6×6 meter, untuk rumah ini dibangun 8×6 meter termasuk ruang dapur.
Lebih lanjut kata Sri, Ini juga rumah yang dibangun dari partisipasi para FB-ers terbanyak. Ada 73 Sahabat FB yang terlibat sebagai penyumbang.
Terima kasih untuk semua pihak dan donatur yang sudah ikut menyumbang. “InsyaAllah sudah tercatat dalam catatan Malaikat sebagai amal yang memberatkan timbangan kebajikan di Yaumil Mizan nanti”, tutup Sri.
Untuk diketahui, informasi keberadaan keluarga janda miskin dan yatim yang hidup memprihatinkan di Bukit Sandi ini pertama kali mencuat setelah diberitakan oleh seorang jurnalis asal daerah setempat.
Lewat pemberitaan tersebut kondisi keluarga ini pun dengan cepat mendapat perhatian banyak pihak untuk ikut membantu mereka, seperti LAZISKAHMI dan para pegiat sosial dari lembaga lainnya.
Selain membangun rumah layak, ketiga anak yatim yang selama ini menjadi teman ibu ini juga telah difasilitasi pendidikannya di pesantren. (*)
I LFS