JALANTENGAH.CO I LHOKSEUMAWE – Soft kompeten atau Soft Skill menjadi salah satu dasar pertimbangan penting yang digunakan banyak perusahaan atau organisasi dalam merekrut team atau karyawan.
Hal ini mengingat Soft Skill merujuk pada sifat dan perilaku kepribadian seseorang yang sangat berpengaruh pada keberhasilan menyelesaikan tanggungjawab mereka.
Itu sebabnya banyak lembaga riset maupun universitas yang mempublikasi pentingnya memiliki dan mengasah soft kompetensi ini sejak dini. Menurut Binus University, soft skill merupakan komponen penting dalam kesuksesan karir seseorang di bidang apapun.
Menyadari hal itu, Jurusan Bisnis Politeknik Negeri Lhokseumawe berkomitmen untuk terus mengembangkan kemampuan soft skill bagi mahasiswanya melalui kelas khusus Softskill Season ‘Pick up tomorrow all the year’.

“Program softskill season ini bentuk kepedulian dan tanggungjawab lebih kami kepada anak-anak agar punya modal kuat dan seimbang (hardskill dan softskill: red) dalam menghadapi dunia luar kampus yang makin kompetitif”, sebut Ketua Jurusan Bisnis, Dr (C) Zulkarnaini, SE, M.Si. Ak. CA, Kamis (20/2/2025).
Bukan hanya mahasiswa, menurut Zulkarnaini, para profesional saat ini pun dituntut untuk menguasai kemampuan Soft Skill, seperti kemampuan berkomunikasi, berkoordinasi, bekerja dibawah tekanan, dan memecahkan masalah.
Pada dasarnya Soft Skill adalah kumpulan atribut pribadi dan interpersonal yang memungkinkan individu berinteraksi secara efektif dengan orang lain dalam berbagai situasi.
“Keberadaan Soft Skill menjadi krusial dan sangat penting dalam dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari ketika kita berinteraksi dengan orang lain”, ungkap kandidat Doktor yang dinobatkan sebagai Bapak Softskill PNL ini.

Kelas pelatihan pengembangan soft skill mahasiswa jurusan bisnis yang diberi tajuk Softskill Season ini didesain khusus secara berjenjang, dengan melibatkan konsultan pelatihan profesional Tandaseru Indonesia serta instruktur coach bersertifikasi BNSP.
Diantara modul pelatihan soft skill yang difasilitasi, yakni softskill awareness, self awareness (profiling), self management, emotional inteligensi, critical thinking, leadership, communication skill, public speaking, problem solving, personal branding dan lain-lain.
Menurut koordinator softskill season, Ratnasari SH, agar lebih efektif dan memberi dampak maksimal bagi peserta, tiap kelas dibatasi maksimal 40 – 45 peserta. Tahap awal 2025 ini berlangsung sejak Februari hingga April.
“Awalnya saya kira ini pelatihan biasa aja, setelah ikut ternyata luar biasa manfaatnya, metodenya seru banget dan menyenangkan, emosi kita terasa diaduk-aduk, kemampuan softskillnya langsung diasah disini. Pelatihan ini jadi investasi berharga untuk masa depan,” cerita Diva Nabilah, salah satu peserta softskill season. (*)