26.2 C
Banda Aceh
BerandaKolomPemilihan Umum Pimpinan BUMN, Logiskah?

Pemilihan Umum Pimpinan BUMN, Logiskah?

Penulis: Habil Abdul Rahman

Saat sedang menggulir layar HP, saya berharap bisa menemukan sebuah stimulus untuk memancing keluarnya ide-ide baru dari pikiran saya. Beberapa konten, artikel, video, dan berita bersiliweran silih berganti memasuki otak saya melalui indera mata. Entah kenapa pikiran saya terfokus pada kata BUMN, BUMN, dan BUMN lagi.

Saya melihat berbagai komentar dan status tentang hal tersebut, mulai dari persoalan keuntungan, pelayanan, dugaan monopoli dan dikuasai oligarki, struktur keorganisasian, siapa komisaris, sampai pada metode pemilihan Pimpinan BUMN.

Ada usulan agar pimpinan BUMN dipilih oleh rakyat, alasannya agar BUMN tidak ditunggangi oleh kepentingan penguasa, pejabat, dan partai politik. Ini menarik perhatian saya. Bagi otak dan pikiran saya yang awam, ide ini ironi. Kenapa? Mekanisme pemilihan oleh rakyat adalah mekanisme politik juga. Kenapa ya bagi keawaman saya ini terasa seperti keluar dari mulut buaya lalu masuk ke mulut harimau.

Pemilihan presiden, gubernur, bupati/walikota secara langsung ditambah pemilihan wakil rakyat sudah menghabiskan banyak biaya. Sekarang mau ditambah lagi dengan pemilihan Pimpinan BUMN?  Memang sih bisa dilakukan secara serentak. Mungkin ada yang tidak setuju tapi harus kita sadari bahwa memilih wakilnya saja masih banyak rakyat yang tidak becus gimana mau milih pimpinan BUMN yang jelas lebih rumit mekanisme penilaiannya.

Butuh usaha dan upaya yang bukan sekedar mengeluarkan sejumlah dana tertentu tetapi juga edukasi yang masif dan terstruktur agar mayoritas rakyat  memahami apa tugas dan fungsi Pimpinan BUMN yang pada dasarnya merupakan sebuah lembaga bisnis.

Menurut saya, BUMN dijadikan perusahaan Go Public saja dengan syarat kepemilikan saham yang ringan agar masyarakat kecil juga bisa memiliki saham di suatu BUMN. Bila demikian, masyarakat yang tadinya tidak paham akan berinisiatif untuk belajar agar tidak salah saat memilih Pimpinan BUMN di RUPS karena terkait langsung dengan investasi dan uang mereka.

Ya sudahlah, namanya juga gagasan. (***)

(penulis adalah seorang pemikir, author otak 100 ide)

Sponsor

explore more