Home News Tandaseru Indonesia Siap Berikan Bantuan Terapi Psikologis Bagi Caleg Gagal Terpilih

Tandaseru Indonesia Siap Berikan Bantuan Terapi Psikologis Bagi Caleg Gagal Terpilih

0

Laporan: Anna Miswar

JALANTENGAH.CO I LHOKSEUMAWE – Praktisi mindtherapist dan coach bersertifikat, Lailan Fajri Saidina dari Tandaseru Indonesia siap memberikan bantuan layanan terapi psikologis bagi caleg maupun timses yang mengalami gangguan kecil pikiran, emosi, perasaan dan perilaku pasca hari pencoblosan pemilu 2024.

Hal tersebut dikatakan pendiri lembaga psikologi dan training konsultan Tandaseru Indonesia yang juga anggota Indonesian Board of Hypnotherapy (IBH) itu setelah mengamati situasi dan perilaku peserta pemilu menjelang hari pencoblosan.

Belajar dari pengalaman pemilihan umum sebelumnya tidak sedikit calon legislatif maupun tim suksesnya yang mengalami stres atau depresi sehingga berdampak pada ketidakstabilan emosi dan perilaku akibat dirinya ataupun jagoannya tidak terpilih.

Ketidak sesuaian antara harapan dengan kenyataan usai pemilihan umum diyakini bisa menjadi pemicu caleg, tim sukses atau keluarganya menjadi stres hingga mengalami gangguan emosi dan perilaku, apalagi mereka yang sudah mengeluarkan banyak modal untuk itu.

Sebagaimana dikutip dari laman kemenkes.go.id, stress pasca pemilu bisa saja terjadi pada calon legislatif (Caleg) yang gagal meraup suara terbanyak untuk mendapatkan kekuasaan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Kementerian Kesehatan RI, dr. Fidiansjah mengatakan hal tersebut akan menjadi perhatian Kemenkes.

Menurutnya penyebab stress yang terjadi pada setiap individu tidak bisa diprediksi. Yang jelas, begitu daya tahannya rapuh akan terjadi gejolak dalam dirinya.

“Orang-orang yang rapuh menghadapi realitas yang tidak sesuai harapan bukan hanya pada pemilu, tapi terjadi di semua kondisi. Prinsip pertamanya itu siap kalah dan siap menang”, sebut dr. Fidi.

Seperti bentuk stres dan kecemasan lainnya, stres pemilu berpotensi berdampak pada kesehatan fisik dan mental, dan juga hubungan dengan orang-orang di sekitar dengan membuat seseorang lebih reaktif, mudah tersinggung, atau menarik diri.

“Semakin banyak stres dan kecemasan yang kita alami, semakin tidak proporsional dan tidak rasional respons indera, ingatan maupun suasana hati kita (sistem amigdala)”, kata Psikolog Steven Stosny.

Kelebihan dalam mengonsumsi media juga menjadi faktor terjadinya tekanan psikologis masyarakat di musim pemilu, karna itu masyarakat diharapkan mengambil jeda digital dan menjaga keseimbangan perspektif untuk meminimalisir kecemasan.

Menurut Stosny, ESD (Election Stress Disorder) adalah semacam pengambilalihan “otak orang dewasa” yang rasional oleh “otak balita” emosional yang sangat rentan terhadap penularan emosi.

Di Tandaseru, Lailan menyebutkan dirinya akan menggunakan beberapa metode tergantung kondisi caleg gagal yang membutuhkan bantuan terapi, bisa dengan erikcsonian hipnoterapi, spiritual hipnoEFT, NLP maupun terapi psikologis lainnya.

“Prinsipnya kemampuan menerima diri dan keadaan seutuhnya (accept) menjadi salah satu kunci kesembuhan”, terang Coach Lailan. Bagi yang mau dibantu bisa membuat janji dengan menghubungi 0812-6543-738. (**)

Exit mobile version