26.5 C
Banda Aceh
BerandaNewsSeminar Menemukan Pemimpin Ideal Aceh Membludak, Ini Kata Tu Sop Dan Gus...

Seminar Menemukan Pemimpin Ideal Aceh Membludak, Ini Kata Tu Sop Dan Gus Ketum PBNU

Laporan: F. Saidina I Editor: Ahmad Thariq

JALANTENGAH.CO I BANDA ACEH – Problematika kepemimpinan nasional khususnya di Aceh saat ini berawal dari sistem recruitmen kepemimpinan, dimana yang memilih pemimpin bukanlah ahli memilih, dan yang dipilih bukanlah orang yang ahli untuk dipilih.

Hal itu mengemuka dalam seminar kebangsaan bertemakan “Mencari Pemimpin Ideal Untuk Aceh” yang gelar PB-HUDA bekerjasama dengan PWNU Aceh di Banda Aceh, menghadirkan Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Ketum PB HUDA Tu Sop sebagai narasumber, Sabtu, 29 Juni 2024.

Tu Sop memberi salah satu contoh problematika kepemimpinan yang terjadi saat ini, misalnya kepemimpinan di level terendah dalam sistem pemerintahan, yaitu keuchik.

Dulu keuchik itu lahir dari ketokohan dan kapasitas seseorang, karna keahliannya itu kemudian ia diangkat oleh rakyat menjadi pemimpin. Karenanya, kata Tu Sop keuchik itu begitu berwibawa, menjadi penggerak sosial dengan nilai integritas yang melekat pada dirinya.

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Ketum PB HUDA narasumber utama seminar kebangsaan menemukan pemimpin ideal Aceh, dipandu moderator Dr Rizwan Haji Ali. (Foto: jalantengah)

Disisi lain, lanjut Tu Sop para pihak di Aceh saat ini gagal dalam memfungsikan Syariat Islam sebagai solusi dalam kehidupan. Syariat Islam masih dilihat sebagai sesuatu yang menakutkan dan selalu dijadikan kambing hitam.

“Aceh tidak maju, yang disalahkan Syariat Islam. Perceraian meningkat, itu juga mengkambinghitamkan Syariat. Berarti kita gagal memahami syariat”, ungkap pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb ini.

Karenanya, dalam seminar kebangsaan yang dimoderatori Ketua PCNU Lhokseumawe, Dr Tgk M. Rizwan Haji Ali, MA, Tu Sop menantang para pemangku kepentingan, tokoh dan masyarakat Aceh untuk menjawab pertanyaan besar bagaimana memfungsikan Syariat Islam sebagai solusi di semua aspek kehidupan.

Narasumber lainnya, KH Yahya Cholil Staquf mengingatkan kaum agamawan terutama kalangan dayah agar tidak terlalu terlena dengan keilmuan (keislaman) semata, tapi harus hadir untuk mengurus persoalan keummatan dan kebangsaan.

“Kalau ulama (dayah) asik hanya dengan urusan keilmuan untuk mengejar kesalehan pribadi, trus yang ngurus ummat dan bangsa siapa?”, tanya Gus Yahya.

Menurutnya menegakkan Syariat bukan cuma bicara tentang halal haram, namun bagaimana membangun kemaslahatan Ummat dengan tatanan Syariat.

Kedepan, lanjut Gus Yahya, Aceh akan menghadapi tantangan ekonomi global yang dahsyat, maka Aceh harus gerak cepat dan mesti serius menyiapkan diri dengan memaksimalkan semua sumber daya mulai sekarang.

“Aceh gak cukup dengan menjadi Serambi Mekkah, tapi harus mampu juga menjadi Serambinya Indonesia”, tutup Ketum PBNU disambut tepuk tangan hampir seribu peserta seminar dari lintas tokoh dan organisasi.

Seminar kebangsaan ini diikuti hampir seribu peserta dari seluruh daerah di Aceh dan kalangan tokoh, seperti NU, HUDA, OKP, elit pemerintahan, pimpinan parpol, pimpinan perguruan tinggi, politisi nasional, mantan menteri Negara hingga aktivis perempuan.  (*)

Sponsor

explore more