26.5 C
Banda Aceh
BerandaNewsKesadaran Alumni HMI Terhadap ZIS Rendah, Wilayah Didorong Bentuk LAZISKAHMI

Kesadaran Alumni HMI Terhadap ZIS Rendah, Wilayah Didorong Bentuk LAZISKAHMI

JALANTENGAH.CO I JAKARTA – Minimnya kepedulian dan kepercayaan alumni HMI pada Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sadaqah Kahmi atau LAZIS KAHMI, serta rendahnya kesadaran untuk berzakat, infaq dan sedekah merupakan tantangan awal dalam menggerakkan Lazis Kahmi.

Hal itu disampaikan Ketua LAZIS Majelis Nasional KAHMI, Zulkifli Ali, S.Si, M.Si dalam rapat koordinasi virtual dan sosialisasi Lazis Kahmi kepada perwakilan pengurus Majelis Wilayah Kahmi se Indonesia serta Kahmi luar negeri, Rabu malam, 10 Juli 2024.

“Belum banyak kepedulian dari teman-teman alumni HMI pada Lazis Kahmi. Kesadaran kita terhadap ZIS masih rendah, belum dipercaya juga ya, mungkin karna baru baru”, sebut Ketua Lazis Kahmi Nasional prihatin.

Menurutnya pembentukan Lazis Kahmi MN merupakan amanah dari Munas XI Kahmi di Kota Palu, Sulawesi Selatan 2022 lalu.

Ketua Lazis Kahmi MN Kahmi, Zulkifli Ali didampingi Sekretaris Budi Pulungan dan Bendahara Lazis Kahmi, Luli memimpin rakor sosialisasi Lazis Kahmi dengan pengurus MW Kahmi via zoom meeting , Rabu 10/7. (Foto tangkapan layar)

Zulkifli bersama pengurus Lazis Kahmi MN lainnya mengaku dalam proses pembentukan Lazis Kahmi ini ternyata sangat tidak mudah dan masih butuh perjuangan panjang untuk jadi Lazis Kahmi mandiri.

“Syaratnya sangat ketat, banyak hal yang mesti dipenuhi sesuai peraturan di Baznas dan Kementerian Agama, termasuk kemampuan mengumpulkan minimal Rp. 50 Milyar ZIS pertahun”, terangnya.

Karnanya saat ini Lazis Kahmi MN masih berstatus UPZ Baznas Lazis Kahmi. “UPZ ini sarana latihan kita sambil menunggu SK Kemenag untuk menjadi Lazis Kahmi Nasional yang sesungguhnya”, tambah Zulkifli.

Untuk itu ia mendorong pembentukan Sub UPZ Lazis Kahmi di Wilayah dan Daerah masing-masing, sambil terus belajar bagaimana mengelola LAZIS secara profesional seperti LazisMU, LazisNU maupun Lazis swasta lainnya.

Sekretaris LAZIS Kahmi Majelis Nasional, Budi Pulungan, mengibaratkan mengelola Lazis ini seperti berjalan di siratal mustaqim.

“Harus sangat hati hati, salah langkah ke neraka, jika tepat ke surga. Makanya kami selalu berkoordinasi dengan Baznas agar tidak salah langkah”, ungkap Budi.

Potensi ZIS di alumni HMI menurutnya cukup besar, hanya saja belum terkelola. Lazis Kahmi MN sendiri baru aktif pada Maret 2024 melalui SK UPZ dari Baznas RI.

Ia mengasumsikan jika 2 juta alumni HMI menyetor ZIS minimal Rp.100.000 saja pertahun, maka bisa terkumpul Rp. 200 Milyar pertahun untuk pembiayaan program program pemberdayaan melalui Lazis Kahmi.

“Itu baru perkiraan dari jumlah alumni, belum dari kader HMI aktif”, kata Budi meyakinkan. Penyaluran ZIS ditekankan agar fokus pada program produktif.

Targetnya dalam waktu satu sampai dua tahun kedepan UPZ Baznas Lazis Kahmi sudah bisa menjadi Lazis Kahmi yang mandiri setelah mendapat SK Kementerian Agama.

Sejumlah pengurus Wilayah dalam dan luar negeri yang hadir turut memberikan masukan, diantaranya mempertimbangkan kembali nama Lazis Kahmi agar lebih marketable dan tidak terkesan eklusif.

Dalam forum sosialisasi Lazis Kahmi Nasional yang turut dihadiri Sekjend MN Kahmi, Samsul Qomar, sekretaris Lazis Budi Pulungan turut memberikan apresiasi kepada alumni HMI di Lhokseumawe yang sudah duluan berinisiatif membentuk Laziskahmi di daerahnya. (Jt/FS)

Sponsor

explore more