Home Edukasi Laziskahmi Tawarkan Pendidikan Dayah Plus Sekolah Gratis Untuk Yatim Buket Sandi

Laziskahmi Tawarkan Pendidikan Dayah Plus Sekolah Gratis Untuk Yatim Buket Sandi

0

Laporan: F. Saidina  I  Editor: Thariq Saidina

JALANTENGAH.CO I GEUREUDONG PASE – Dipandu oleh wartawan online, Rasyidin, setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam 30 menit dari kantor Laziskahmi di Lhokseumawe dengan melewati jalan berbatu dan berdebu ditengah perbukitan kebun sawit, akhirnya tim Laziskahmi sampai di lokasi yang dituju.

Tepat dibawah turunan bukit perkebunan sawit milik salah satu perusahaan, tim Laziskahmi menemui janda dhuafa, kak Suryani (43) bersama tiga anak yatimnya yang tinggal di rumah gubuk berlantai tanah seukuran 3×4 meter, diapit oleh tiga rumah penduduk lainnya disisi kiri dan depan.

Kepada jalantengah.co dan tim Laziskahmi, Suryani menceritakan kisah pilunya berawal dari kematian suaminya di Pekanbaru setahun lalu. Sebelumnya ia dan suami beserta anak-anaknya merantau ke Pekanbaru, namun setelah suaminya meninggal ia memilih kembali pulang ke dusun bukit sandi, gampong pulo meuria kecamatan geurudong pase, Aceh Utara.

“Disana (Pekanbaru: red) saya kan gak bisa bekerja, makanya pulang. Kalau disini saya sambilan kerja jaga anak tetangga, upahnya Rp.20 ribu perhari untuk memberi makan sehari-hari ketiga anak saya”, cerita Suryani dengan nada sedih.

Selain mengandalkan upah dari jasa menjaga anak tetangga, Suryani mengaku sering dibantu oleh tetangganya untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dirinya dan ketiga anak yatimnya itu.

Kondisi bagian rumah gubuk tempat Suryani menetap bersama ketiga anak yatimnya di dusun bukit sandi, pulo meuria geurudong pase Aceh Utara. (Foto: JT – 1/4/2024)

Ditanya bagaimana dengan pendidikan ketiga anaknya, diakui Suryani mereka tidak sekolah formal seperti anak-anak lainnya, selain faktor  tidak ada biaya, si kakak (14) harus menjaga kedua adiknya, apalagi satu adiknya yang berumur 11 tahun mengalami disabilitas.

Usai mendengar kisah Suryani, Laziskahmi Lhokseumawe – Aceh Utara melalui manager penyaluran Laziskahmi, Muzakkir, S.Kom, langsung menawarkan pendidikan dayah plus sekolah gratis di Lhoksukon.

“Kalau Ibu izinkan dan si kakak mau sekolah boleh siap-siap aja sekarang kami antarkan ke dayah, semua kebutuhannya nanti ditanggung”, kata Muzakkir yang biasa disapa Jack.

Sambil dicoba bujuk oleh tim Laziskahmi dan Suryani, “mau ya sekolah, mau kan”. Setelah beberapa saat hening, akhirnya dengan pelan si kakak menggeleng sambil berujar, “kalo kakak pergi nanti siapa yang jaga adik dan bantu mamak di rumah?”.

Kami dan Suryanipun terdiam pasrah dengan keputusan anaknya itu. Disatu sisi kami prihatin dengan pendidikan anak-anak yatim ini dan berharap mereka bisa menjalani dunia pendidikan sambil menikmati masa kanak-kanak seperti kebanyakan anak lain diusia mereka.

Namun disisi lain kami sangat bangga dengan sikap empati, kasih sayang dan keteguhan untuk melindungi si kakak terhadap adik-adik dan ibunya, yang belum tentu sikap mulia seperti itu dimiliki oleh mereka yang mengaku berpendidikan saat ini. (*)

Exit mobile version